Surabaya – Mohammad Firman Ramadhan, sabtu (30/09/2023) dinobatkan sebagai wisudawan terbaik di Wisuda ke 21 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Firman dari Program Diploma 3 Teknik Informatika PSDKU Sumenep ini meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98.
“Jujur saya tidak pernah terpikir bisa dinobatkan sebagai wisudawan terbaik. Bisa kuliah saja saya sudah sangat bersyukur,” kata Firman usai diwisuda.
Menilik kisah lalunya saat lulus dari SMAN 1 Sumenep, Firman kala itu berusaha meyakinkan kedua orang tuanya untuk melanjutkan studi, mengingat saat itu nilainya pas-pasan.
“Bapak saya saat itu hanya bekerja sebagai juru parkir di pasar,” tutur Firman yang juga merupakan alumni SMAN 1 Sumenep ini.
Namun, tekad Firman sudah bulat. Langkah awal untuk mengubah nasib dan meningkatkan taraf ekonomi keluarganya, Firman pun memilih PENS karena sudah yakin dengan keterampilan yang diperoleh akan lebih mudah mendapat pekerjaan setelah lulus.
“Jadi, sejak awal saya memang tertarik ke PENS dan pernah mendaftar di jalur reguler, namun tidak diterima. Akhirnya saya mencoba lagi di gelombang terakhir PSDKU Sumenep dan alhamdulillah diterima,” kata Firman.
Setelah diterima di PENS, Firman kembali dihadapkan pada masalah ekonomi keluarganya. Dengan keaadaan ekonomi yang sangat minim pada akhirnya ayah Firman memilih bekerja serabutan. Hal ini pun memicu kebimbangan ibunnya yang berimbas kepadanya.
“Saya anak pertama, dan masih ada satu adik yang sekolah, sementara ibu saya tidak bekerja. Itu yang membuat saya ragu, hingga saya memperoleh informasi tentang pengajuan beasiswa KIP Kuliah. Ibu sempat tidak yakin dengan beasiswa itu, padahal beasiswa saya sudah diterima. Saya pun bersyukur bisa terbantu hingga lulus,” Ujar Firman.
Perjuangan Firman untuk menuju ke kampus PSDKU juga tidaklah mudah, mengingat jarak kampus ke rumahnya terbilang lumayan jauh, dan hanya mengandalkan satu alat transportasi bersama. Untunglah saat itu kondisi peralihan pandemi Covid. Sehingga perkuliahan dilaksanakan secara daring. Jika perkuliahannya luring pastinya ada kesulitan di transportasi.
Firman yang sejak awal suka otak atik komputer ini pun bertekad bulat untuk menata masa depannya. Di semester 5, Firman pun memilih magang di perusahaan Maxxi Tani. Dengan kompetensi yang ia miliki, Firman justru diberi tawaran untuk bekerja sebagai Junior Engineer di perusahaan tersebut.
“Awalnya internship. Namun, saat di user interview malah direkomendasikan untuk langsung ke HRD dengan posisi Junior Engineer. Jadi, yang awalnya interview magang, ternyata malah langsung kerja,” ujar Firman. Tentunya hal ini tidak di sia-sia kan oleh Firman, yang berencana untuk melanjutkan ke Program Lanjut Jenjang Sarjana Terapan, seperti yang diharapkan oleh Ibunya.
“Inshaallah, tahun depan saya akan melanjutkan ke PENS Program Sarjana Terapan, sembari tetap berkarier di Maxxi Tani. Saya tak ingin ke kampus lain karena di PENS saya mendapatkan banyak pengalaman sekaligus challenge dari dosen-dosen yang sangat kreatif. Tugas dari beliau tidak lagi jadi beban karena dosen selalu mendorong dan memberi semangat,” terang Firman yang awalnya tidak suka beberapa mata kuliah menjadi suka dan ketagihan.
Firman pun tak ingin merepotkan orang tua dengan biaya hidup dan perkuliahannya. Ia pun ingin membahagiakan orang tua. “Untuk teman-teman dimanapun berada, jangan menjadikan kesulitan sebagai penghalang. Tetap semangat dengan tekad dan mimpi karena semua pasti ada jalan,” kata Firman mengakhiri.